Memang sangat aneh. Berteka-teki dalam perasaan. Yang mana betul yang mana dusta. Gusar sungguh hati membuat keputusan. Ingin ke depan tapi hati tak berkeyakinan. Ingin bersuara tapi takut ada yang terluka. Ingin disimpan tapi takut memakan rasa. Ingin dibelai tapi tak punya siapa.
Jiwa punya satu titik ketenangan. 10 tahun lampau ingin ku putar semula. Andai aku ada kuasa, memang aku pilih masa silam. Biar sempit, biar kecil, tapi di sana penuh ceria. Mungkin punya lebih banyak cerita.
Masa depan yang aku langkah, akan lebih sempurnakah? Atau lebih sengsara? Yang mahu ketika suka, ada. Yang memangku ketika terluka, di mana?
Kekadang aku cari bahu yang bisa untuk ku sandarkan kepala, agar hilang sebentar segala lelah. Aku cari bahu yang benar-benar rela, sudi untuk dibasahi. Bukan yang aku cari. Tapi ia datang sendiri.
Air mata sudah bergenang. Resah menunggu satu dakapan. Sekadar bahu, aku bersyukur. Terima kasih duhai insan.
Aneh. Tuhan, bagi aku satu keputusan.
| perlu kamu tapi tiada |
Jiwa punya satu titik ketenangan. 10 tahun lampau ingin ku putar semula. Andai aku ada kuasa, memang aku pilih masa silam. Biar sempit, biar kecil, tapi di sana penuh ceria. Mungkin punya lebih banyak cerita.
Masa depan yang aku langkah, akan lebih sempurnakah? Atau lebih sengsara? Yang mahu ketika suka, ada. Yang memangku ketika terluka, di mana?
Kekadang aku cari bahu yang bisa untuk ku sandarkan kepala, agar hilang sebentar segala lelah. Aku cari bahu yang benar-benar rela, sudi untuk dibasahi. Bukan yang aku cari. Tapi ia datang sendiri.
Air mata sudah bergenang. Resah menunggu satu dakapan. Sekadar bahu, aku bersyukur. Terima kasih duhai insan.
Aneh. Tuhan, bagi aku satu keputusan.
| perlu kamu tapi tiada |